Nabiulloh Ibrahim as adalah seorang yang amat sangat
mencintai dan menghormati tamu. Dikisahkan, setiap harinya beliau akan
menyantap makanan bersama tamu, tidak pernah beliau menyantap santapan tanpa
ditemani tamu. Sehingga pada suatu hari beliau tidak dikunjungi tamu. Maka beliaupun
berjalan hingga beberapa kilometer sampai ia menemukan seseorang yang mau untuk
diajak menikmati makan bersama dirinya.
Umat Nabi Muhammad saw adalah umat yang diwajibkan untuk
menghormati tamunya. Umat Islam adalah umat yang paling banyak penganutnya. Nabiulloh
Ibrahim as mengetahui perihal ini sejak masa kehidupannya. Lalu ia berkata
kepada Alloh SWT, bahwa ia sangat ingin menjamu umatnya Muhammad saw karena
kecintaannya kepada umat dan kecintaannya kepada menjamu tamu. Alloh Yang Maha
Tahu berkata, bahwa tidak mungkin Ibrahim menjamu umat Islam karena mereka
belum terlahir ke dunia tapi Alloh mengabulkan harapan Nabi Ibrahim yang ingin
menjamu umat Nabi Muhammad saw.
Alloh pun lalu memberinya seperti sebatang kapur kepada Nabi
Ibrahim, ia diperintahkan meniup kapur tersebut sehingga tercampur dengan air
di lautan. Dengan demikian, dapatlah Nabi Ibrahim menjamu umat manusia di jaman
umatnya Nabi Muhammad saw yakni saat sekarang dengan asinnya garam dilautan. Setiap
apa yang kita makan tidak luput dari rasa garam sebagai bumbu penyedapnya,
tanpa garam tentu rasa makanan akan menjadi hambar.
Demikianlah berkah dari kecintaan Nabi Ibrahim as kepada
umat dan kepada menjamu tamu sehingga sampai sekarang kita dapat menikmati rasa
makanan yang sedap dengan bumbu garam.
Wallohua’lam…. cmiiw