Friday 30 July 2010

Datang dan Sirna

segalanya akan sirna. Tapi ada yang tidak menyukai kesirnaan. Bergelut dengan segala rasa lalu menggapai dan mencari yang tidak akan sirna. Selengkapnya di sini


Friday 23 July 2010

Run Child




Melangkahkan kaki adalah pekerjaan besar bagi humanoid. Your 1st step when you child was the amazing hapenned in view around you. Beside in word, their enthusiasm only seem in incredible eyes.
"WOW... c'mon honey do it again for momy"
You're gonna lose those eyes, atmosphere of passion which brighten life, since you step on a hundred.
You tried so hard but what, you lose those taste of your childhood step.
So you became aggressive to make a little ran there. "be careful my dear, i don't want you to get hurt"
People around you now getting tide on you. Such away, you almost see that they're change. They hate you when you step around in fact before, you like an angel if could do that.
What's going on here. Are they turn tobe freak or that is me become a morand.
what are really they want from me?

Bahasa Gaul yang Merdeka

Sebuah comment dari: tulisan om ASA: mengaril dan menyulun


Di amrik jg ada loh bahkan menjadi trend bahasa gaolnya yang berasal dari komunitas afro-amrik, keren dan malah sering dijadikan lyric lagu especially rap and R n B.
Gk tw (baca=gak tau) gmn gitu loh mas tapi rasanya koq easy listening gitchyu loh.... lagian ada juga kesan akrab. tapi utk wacana formal, saya menolak dengan keras penggunaan bahasa ini. Mengapa? coz (baca=sebab) para remaja yang kebanyakan duduk dibangku sekolah menengah justru dan saya yakin pasti akan meninggalkan bahasa tersebut.

Misalnya, seorang guru (dlm hal ini bisa kita masukan konteks formal toh) melakukan proses mengajar dengan menggunakan bahasa gaol. Ini misalnya. Maka para murid yang notabene mempunyai pandangan dan view yang menganggap skul (baca=sekolah) adalah tempat menjemukan, penuh ceramah, keterikatan, disiplin "tak karuan", harus "berkelahi" dgn ortu (baca=orangtua) ketika ada pungutan sumbangan, harus lompat pagar ketika ingin memperoleh kebebasan alam pergaulan (baca=cabut), hafalan, perkelahian antar pelajar, dsb akan kehilangan ciri khas komunitas remaja karena bahasa mereka (baca=bahasa gaol) yang menjadi wadah memperoleh kenyamanan, wilayah penunjukkan ekspresi, simbol2 kaya makna ketika curhat, pendek kata dunia lain untuk lari dari segala ketidaknyamanan dalam sekolah, akan terenggut dari wilayah mereka.

Jadi menurut saya, biarlah mereka memperoleh tempat untuk berwacana dengan simbol mereka sendiri. Kegamangan dan ketakutan, pencarian jati diri, kekayaan emosional dan ekspresi sangat banyak terkandung didalam bahasa gaol mereka.

sumber ilustrasi: militaryblog.militaryavenue.com/...ive.html
Penolakan soal penggunaan bahasa gaol dari golongan yang lebih senior seperti guru dan ortu, justeru semakin menguatkan harapan mereka bahwa inilah bahasa kita, bukan bahasa jadul atau kaum tuir-tuir (baca=kaum tua) gitu dech.

Saya sangat terkesan dgn tulisan mas BP:bahasa menunjukkan bangsa 1. Guru dan siapa saja yang bicara soal moral etika dll, disebut TUA. misalnya: bila ada seorang teman yang menasehati teman lainnya mereka kebanyakan akan berkata: "tua loh" atau "tua beuth c loh". Mereka ingin membedakan diri dari kaum sebelumnya.