Friday 28 October 2011

Love is Blue - Paul Mauriat

Blue, blue, my world is blue


Blue is my world now I'm without you

Gray, gray, my life is gray

Cold is my heart since you went away




Red, red, my eyes are red

Crying for you alone in my bed

Green, green, my jealous heart

I doubted you and now we're apart




CHORUS:

When we met how the bright sun shone

Then love died, now the rainbow is gone




Black, black, the nights I've known

Longing for you so lost and alone

Gone, gone, the love we knew

Blue is my world now I'm without you.





Repeat CHORUS





Black, black, the nights I've known


Longing for you so lost and alone

Blue, blue, my world is blue

Blue is my world now I'm without you
 
 
******
 
Sangat2 menyukai lagu ini. Sangat indah apalagi equalizer di setting lebih besar bassnya. Memukau dan menembus hingga ke jantung. Pencipta lagu yang jenius padahal lirik lagunya sangat sederhana.
 
Sebelum diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, lagu ini awalnya berjudul L'amour est bleu, Andre Popp adalah komposernya sementara lirik ditulis oleh Pierre Cour berbahasa Perancis pada tahun 1967. Brian Blackburn menggubah lirik menjadi English seperti di atas. Diperdengarkan kepada khalayak luas pertama kali oleh Vicky Leandros seorang Luxembourgian di Perancis saat berlangsung Eurovision Song Contest 1967.
 
Sejak saat itu, lagu ini banyak disukai, mengilhami dan dirilis ulang oleh musisi kelas dunia. Hingga sekarang, Paul Mauriat pimpinan French Orchestra dikenal sebagai perilis terbaik lagu tersebut secara instrumentalia sampai-sampai terkenal sebagai satu-satunya musik instrumentalia yang menduduki jajaran top 10 Billboard Amerika.
 
Lagu ini mengisahkan pahit getir perjalan cinta yang dianalogikan dengan warna-warni seperti biru abu-abu, elemen air dan angin. Lirik berbahasa Inggris (blue, blue, my world is blue...) terfokus hanya pada warna biru, abu-abu, hijau, merah dan hitam, dimanfaatkan untuk menggambarkan unsur-unsur cinta yang telah menghilang. :( oohh... sedih ya...
 
Versi berbahasa Inggris oleh Vicky Leandros juga dikenal dengan judul Colours of Love di beberapa tempat di Inggris.
 
++++
 
Di penghujung tahun 1967 itu, Paul Mauriat dengan sangat mengejutkan mampu membawa lagu instrumentalia jenis easy listening ini menduduki peringkat puncak selama 5 minggu berturut-turut antara Februari dan Maret 1968, sekaligus menjadikannya satu-satunya artis Perancis yang memperoleh prestasi sedemikian di ajang bergengsi Billboard Hot 100. Selain itu, lagu ini berada di posisi top selama 11 minggu berikutnya dalam survey top easy listening sehingga dinobatkan sebagai peroleh penghargaan terlama dalam 25 tahun.
 
Lagu Love is Blue aransement Paul Mauriat ini juga pernah digunakan oleh Chris Carter's serial televisi Millenium berjudul A Room With No View pertama kali disiarkan pada 24 April 1998 oleh Fox Network. Di salah satu episode dikisahkan, melody lagu ini diperdengarkan oleh para penculik kepada suatu kelompok pemuda, untuk mencuci otak mereka (brainwash). Versi ini juga secara singkat dapat didengar dalam episode The Simpsons berjudul There's No Disgrace Like Home dan The Blue and The Gray.
 
+++++
 
L'amour est bleu atau Love is Blue, tercatat sebagai yang paling laris penjualannya dan sangat sering dirilis ulang, sehingga dikenal juga sampai generasi pop culture medium sekaligus mengangkat para aranser-aranser berikutnya. Orietta Berti, Jeff Beck, Claudine Longet, The Dells, Ed Ames, Johnny Mathis, Marty Robbins, Al Martino, Frank Sinatra, Lawrence Welk, Chara, Michele Torr, dan Future Bible Heroes adalah sekian artis yang mengulang-ulang kesuksesan dengan lagu ini.
 
thnx gan, sudah meluangkan waktu membaca blog ane. see you again, ciaooo....

Wednesday 5 January 2011

Di Indonesia Menjadi Orang Kaya itu Wajib #2

Pengusaha Indonesia kontemporer, sungguh menyedihkan. Pengusaha-pengusaha hebat dan raksasa ada di dalam partai, ada di dalam lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi Negara. Sebut saja, Surya paloh, Bakrie yang sempat menjadi ketua KADIN dedengkotnya pengusaha Indonesia. Mereka semua berpolitik. Bahkan Lim s liong pada era jayanya menjadi besan dari penguasa orde baru saat itu. Pengusaha tidak merakyat tapi begitu mudah diserap menjadi penopang penguasa ujung-ujungnya menghantam masyarakat atau bisa lebih parah mereka menjadi patron atau penentu ideology seluruh pengusaha kelas kakap dalam negeri. Efeknya pengusaha menengah ke bawah tinggal mempunyai 2 pilihan, antara menuruti aturan main mereka atau dilibas dalam permainan politik pengusaha yang tidak lagi netral atau berdiri sendiri abstain dari kekuasaan.




Pengusaha menengah kini terlihat lunak. Mereka terlihat adem-adem saja, tidak ada geliat ketika melihat gejolak kesenjangan social, kekacauan akibat kemiskinan, dll. Walaupun masih banyak yang punya hati nurani dengan mengutuk aksi bantuan atau kurban dalam Islam dengan akibat terjadi kekacauan dalam antrian, bahkan ada kaum miskin yang patah-patah tulangnya ketika berebutan 1-2 ons daging kurban. No action only deep in heart they’re said something about poverty. Pengusaha menengah yang non kekuasaan, kini mempunyai hati nurani walaupun bahaya tetap mengintai harapan bangsa terutama harapan kaum dhuafa bangsa ini: konsumerisme, hidup glamour, benda-benda teknologi yang menggoda untuk dimiliki, alat transportasi seperti mobil dan sepeda motor bergengsi, rumah mewah dan villa hijau dengan udara bersih.



Merindukan asosiasi pengusaha non penguasa, non manipulasi dan penipuan punya visi kerakyatan



Bila saja ada dan memiliki visi berpihak kepada masyarakat ekonomi lemah, peduli kemanusiaan, anti penyelewengan dan anti intrik politik untuk keuntungan perusahaan semata adalah sebuah harapan. Bila saja muncul maka mereka adalah penyeimbang dalam tatanan hidup bernegara. Mempunyai akses untuk membela pihak yang membutuhkan pembelaan, anti tirani dan dictator. Ini lah yang disebut masyarakat umum dan lemah sebagai ratu adil.



Mengapa harus pengusaha? Karena secara financial, mereka tidak lagi tergantung kepada system politik nasional yang jelas-jelas selalu mencari jalan untuk kemapanan kekuasaannya. Kalaupun ada, itupun sekali-sekali dalam pengurusan berkas tertentu. Mereka melakukan intrik dan mampu mengelabui tangan Negara yang jelas-jelas meminta akses atas sepak terjang keadilan.



Sulit, sulit sekali ditemukan asosiasi pengusaha serupa ini. Tidak terbilang tantangan yang akan mendera, khususnya ajakan person per person tiap pengusaha agar tidak hedonis dan konsumtif. Agar tidak menghambur-hamburkan uang, walaupun hasil dari perusahaan milik mereka sendiri, hingga ratusan juta bahkan milyar dalam shopping atau malah meja judi atau wow di lokalisasi prostitusi bintang lima yang mampu mengeruk kocek hingga puluhan juta dalam 1 malam.



Jumlah ratusan dan milyaran yang para pengusaha keluarkan selalu dan selalu saja menguntungkan pengusaha kelas kakap. Gaya hidup yang disebut trendy, menjadi daya pikat yang menakjubkan untuk satu ini. Perkembangan otomotif, fashion, property dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan dan yang terbaru itu lah yang disebut trendy, yang sedang in, dan menarik hasrat pengusaha untuk mengkonsumsi.



Bila ada kalkulasi yang bermisi kesatuan, kebersamaan, dan keberpihakan kepada mereka yang terpinggirkan akibat kemiskinan, maka budget konsumtif itu telah mampu menghasilkan sesuatu setidaknya untuk “bermain” sesuatu.



Mereka yang secara financial lemah, di dunia nyata ini, mohon maaf, memang tidak bisa terlibat terlalu jauh dalam sejarah perubahan sebuah Negara dan peradaban. Ini fakta, dan sesuai dengan cara berfikir anda: presiden udah ada, menteri udah ada, kita sich kerja aja lah yang penting ada untuk dimakan hari ini dan esok serta putra dan putrid yang bisa bersekolah. Anda hanya bisa berdoa dan keep pray and struggle with your live. Ada sebuah dilemma bila masyarakat berpola piker seperti ini: bila ingin bergerak membentuk suatu pergerakan akan banyak menguras energi khususnya dari segi pemaknaan atas hidup bermasyarakat dan bernegara. Mereka sering tidak ambil pusing dan paradigma berpikir terlanjur dicekoki dengan tidak peduli atas control terhadap pejabat Negara yang memimpin mereka. Bilapun memegang akses atas budget kelembagaan, managerial terhadap cash-flow sering mencurigakan. Ini sering sekali terjadi sampai ada anggapan: maklum lah jarang-jarang megang duit banyak. Wuahaha… ini menggelikan sekali…. Bahkan di dalam badan dan organisasi untuk pemberdayaan masyarakat tindak korupsi masih bisa terjadi….



Jelas, pengusaha adalah kunci. Terlepas dari kemampuan managerial organisasi, keuangan dan loby politik, bila telah mampu mengurai dan mengubur hasrat hedonis dan konsumtif berlebihan, mereka adalah agent perubahan yang lebih baik.



Sayang, sayang sekali, bahwa dermawan dari pengusahawan bermain sendiri-sendiri dan terbatas Cuma mampu memberi kontribusi dalam bentuk seremonial, incidental, seperti kurban, dan ketika ada bencana alam yang melanda. Bila saja pengusaha berhati nurani ini punya visi atas perubahan Negara dan bangsa yang didiaminya, maka benar begitulah seharusnya. Hanya mereka yang bersih dari kepentingan kekuasan politik lah yang mempunyai tangan atas keadilan dan kesetaraan yang seharusnya ada di Negara manapun.



Lagi-lagi, masyarakat ekonomi lemah sering terlebih dahulu dicurigai, dianaktirikan, sangat mudah disusupi, dan juga sangat rentan atas manipulasi hukum dari mereka yang beraset luas. Sayang, sayang sekali. Kaum lemah dan miskin memang mau tak mau harus mengandalkan para pengusaha yang murni seperti tersebut tadi. Hanya bisa berharap dan jangan melakukannya atas inisiatif sendiri. Ini terlalu berbahaya bagi anda yang minim asset, akses, di Negara kejam dan berpenguasa brutal seperti Indonesia.

Di Indonesia Menjadi Orang Kaya itu Wajib

Sudah tidak aneh, kalau kita mendengar segala sesuatu UUD (ujung-ujungnya duit). Jangan anggap remeh dan sebelah mata dengan pandangan itu yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Awalnya ungkapan ini adalah ejekan dan sindiran atas peran aparatur Negara saat mereka menghadapi persoalan kependudukan, perizinan, hokum, sekolah dan lainnya.




Kini anggapan itu telah menjadi nilai dan kesepakatan bersama bahwa itu memang terjadi dan fenomena yang mengikat segala sendi kehidupan bermasyarakat apalagi bernegara. Apa tindakan anda? Apa pendapat anda? Apa gambaran dalam benak anda dengan kenyataan dan penyataan UUD? Anda boleh bilang, ia itu Cuma sekedar joke, guyonan, ungkapan sehari-hari. Tapi coba kita telusuri lebih jauh.



Ternyata sodara-sodara, UUD adalah isyarat, merupakan symbol, tanda, sekaligus penggerak roda kehidupan masyarakat kita terutama perekonomian kita saat ini. Bila anda menjadi idealis dan hendak membelakangi nilai yang terlanjur berkembang ini, maka, coba saja, anda akan dianggap sebagai alien di Negara ini. Anda akan dianggap orang “bersahaja”, lugu, atau naïf. Anda terlalu suci hidup di sini, anda akan menjadi tontonan bersama. Misalnya, dalam mengurus berkas kependudukan yang menurut peraturan tidak dipungut biaya melainkan sekedar Rp 10,000 saja, dan anda berpegang pada aturan ini, maka selamat, anda adalah manusia Indonesia yang idealis. Anda harus siap menerima pelayanan yang sangat-sangat lama sampai anda beranggapan berkas kependudukan ini tidak akan pernah sampai di tangan saya.



Anda akan terlihat lucu, lucu sekali, rekan dan tetangga anda akan tertawa atau ada juga yang tersenyum simpul, ada yang terang-terangan di saat anda tidak melihatnya, atau tertawa di dalam hati, atau mungkin ada yang iba dan kasihan kepada anda, tapi bisa juga ada orang yang berdoa dalam hati semoga anda berhasil mendorong aparatur Negara untuk berlaku sesuai peraturan supaya suatu saat anda menjadi contoh secara ekonomi bermanfaat, tapi ini biasanya ditanggapi sambil lalu saja dan tidak terlalu berharap banyak kepada anda.



Jika anda celebrity, orang terkenal, orang berpengaruh, apalagi pejabat yang berkedudukan, itu sudah biasa bahwa aparatur Negara akan memperlakukan anda sesuai peraturan yang ada dan berlaku saat itu. Tapi jika anda adalah orang biasa yang umum, ini adalah moment yang banyak dinanti banyak pihak yang senasib dengan anda. Mereka menanti anda hadir sebagai pengisi kekosongan kritik dan protes atas ketidakbenaran itu, dan hanya yang senasib lah yang bisa melakukannya. Bila dirasa momennya pas dan ada kesanggupan mereka akan membantu, tapi bila kira-kira tidak, alhamdulillah menonton saja juga sudah lumayan sebagai saksi atas perjuangan anda. They’ll wish: good luck bro, I”ll pray for you from a distance, hehehe…..



Ya, sutra lah. Yang terlanjur ada biarkan saja, kini kita lihat dan coba telusuri. Mengapa masyarakat seperti apatis, seperti takut, seperti beranggapan: ah, itu semua sia-sia saja. sedikitnya, ada tiga kategori masyarakat ketika dihadapkan pada persoalan negara yang sewenang-wenang:



Pertama, kita ini siapa sich? Kita hanyalah individu, seorang demi seorang, kita ini punya kekuatan apa sich. Paling-paling Cuma punya otot dan doa, Cuma sanggup menghasilkan beberapa ribu atau paling banter beberapa lembar puluhan ribu dalam aktivitas. Anggapan dan nilai dari pihak dalam kategori pertama ini biasanya nanti akan memunculkan orang-orang pekerja “keras”, pembantu baik dalam negeri atau bisa juga pembantu di Negara lain (TKI), kuli, dll. Ini kategori terbesar dari elemen jagad Indonesia. Sabar ya yang ngerasa, hehe…. Doa dan agama bagi segolongan ini adalah “tempat lari” tempat mengadu, tempat bersandar, sekaligus mencari kekuatan “dunia lain”. Mereka ini punya sanubari dan punya akal juga, tidak sedikit yang cerdas IQ nya, tapi penguasa, aparatur Negara, seolah-olah ada di atas sana, jauh banget, tak tergapai, tak terjamah, seperti pungguk merindukan bulan, anak-anak mereka bila telah menjadi pejabat dan aparatur Negara adalah sebuah gengsi dan sebuah prestise social tersendiri yang mantafs. Mereka rela tidak menjadi petani: menjual tanah, ladang dan sawah, ternak sapi dan biri-biri agar anaknya menjadi orang sukses. Padahal nanti setelah menjadi aparatur Negara, tidak lebih mulia dari petani yang berkeringat menuai dan memelihara padi, selain tetap memanfaatkan kesulitan dan keringat petani juga.



Kedua, mengkritisi aparatur itu sikap yang benar, peraturan harus ditegakkan, kebenaran harus nyata dan penyelewengan mesti dilenyapkan dari tempat ku hidup dan berdomisili. Mereka tahu dan memahami arti dari kesewenang-wenangan, mereka juga tahu bila it terus berlangsung, maka kesenjangan dan kecemburuan social akan semakin parah saja. Tapi apa bisa dikata, mereka terpenjara dalam kondisi perekonomian yang memang memaksa mereka untuk tetap di dalam system: just to survive, for my family my children, work for live. Bila tidak bekerja dalam system itu lalu aku harus bagaimana, aku kan harus tetap eksist dan bekerja.



Ketiga, mengkritisi itu sikap yang benar. Pemahaman dan keyakinan mereka ini terwujud dalam perilaku dan menjadi real ketika berhadapan dengan kondisi yang menyeleweng dari aturan dan kebenaran yang seharusnya berlaku. Mereka tidak terikat ke dalam system selain yang sifatnya formal dan temporal: saat membuat KTP, membuat Kartu Keluarga, membuat SIM, dll. Tapi kelebihan mereka adalah suara mereka ini tidak mempengaruhi roda perekonomian mereka. Mereka akan tetap eksist sedahsyat apapun kritisasi yang mereka lakukan, caci maki atas ketidakadilan dari aparatur Negara, umpatan dari amburadulnya system. Siapa mereka? Mereka adalah relawan untuk bangsa ini, mereka adalah sesungguhnya idealnya warga sebuah Negara, mereka dibutuhkan negaranya karena membayar pajak, bila individu yang dermawan dan memang berhasil, mereka adalah penolong dari masyarakat dimana mereka berdomisili. Mereka adalah entrepreneur, para pengusaha, para wiraswastawan, para pendobrak system, the real employ for society, pelayan yang sesungguhnya dari masyarakat.



Mereka adalah wirausahawan, bekerja untuk menggaji diri sendiri, menggaji aparat Negara, bila baik hati melakukan pemberian untuk sesama yang membutuhkan. Bila tidak tersugesti dan tertipu oleh kekuasaan, mereka bisa menjadi malaikat penolong untuk masyarakat sekitar. Bila berhasil menguasai diri dari iming-iming posisi kenegaraan tertentu, mereka adalah kekuatan pengubah dari tidak adil menjadi adil, dari diskriminasi menjadi egalitarian, dari kesenjangan menjadi sama rata. Bila memahami arti sebuah bangsa madani, Negara baik tanpa korupsi, mereka bisa menjadi pendobrak, pembaharu. Bila memahami kesatuan di atas suku dan kedaerahan, mereka bisa menjadi penyelamat, dari nepotisme menjadi pengutamaan skill, berdiri di atas apa yang benar ketimbang primordialitas. Bila mempunyai agama yang bermoral, revolusioner, rasional, ia akan menjadi sosok yang menghempang pola fakir klenik dan mistis yang membelenggu akal dan kebenaran atas fakta lalu bermain di atas fakta bukan sesuatu yang irasional, sehingga dapat menjadi pencerah atas sikap golongan yang membabi-buta atas nama agama atau religi.



Entepreneurship adalah elemen tonggak untuk Negara yang berdasar atas civil society. Masyarakat yang menjadi penengah antara penguasa dan mereka yang marginal kendati banyak secara kuantitas.

Mengapa Bogor Sukses Diincar Menjadi Tempat Weekend

Ternyata eh ternyata, Bogor itu artinya “tanpa kecemasan” atau “aman tenteram”, arti itu diambil dari kata buitenzorg kosakata Belanda. pergeseran penyebutan menjadi Bogor adalah untuk mempermudah lidah orang setempat dalam penyebutannya. iklimnya yang sejuk, curah hujan yang tinggi, suasana masyarakat yang begitu ramah, sopan dan tutur kata yang baik, adalah daya tarik tertinggi sehingga kota ini menjadi sangat padat di saat weekend, terutama ke arah puncak.




Selain itu, penduduk jakarta yang sering merasa sangat tidak nyaman dengan banjir kala hujan deras, di saat weekend tiba ingin rasanya hati ini diobati ke tempat yang tidak pernah banjir. lagi-lagi dialah Bogor. kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami.



kesumpekan, dan panasnya ibukota yang sedemikian sangat padatnya, bahkan WHO menempatkan Jakarta sebagai kota terjorok ke-3 di dunia menyebabkan para executive muda Jakarta mencari kesejukan dengan mendatangi Bogor karena mempunyai udara relatif sejuk, suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 °C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 °C, paling sering terjadi pada bulan desember dan januari.

Fenomena bahwa Bogor adalah kota hujan sebab Bogor terletak pada kaki gunung salak dan gunung gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari laut jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki “Kota Hujan”. Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.




semoga ini bisa kita cegah bersama, namun salah satu fakta penting bahwa Bogor menarik minat orang jakarta untuk weekend adalah provinsi jawa barat menempati urutan no.3 terbesar dalam peredaran narkoba setelah Sumut dan Jakarta. salah satu faktornya adalah status Jabar sebagai daerah penyangga langsung ibukota Jakarta. interaksi para mafia pengedar narkoba baik dari luar negeri maupun dalam negeri lebih cepat dalam melakukan operasinya karena dekatnya faktor jarak dari Jakarta.



Faktor lainnya yaitu populasi penduduk. Jabar merupakan daerah dengan jumlah penduduk lebih dari 40 juta jiwa. Jumlah tesebut menempatkan Jabar di peringkat satu nasional untuk kategori populasi penduduk.



“Populasi penduduk yang tinggi membuat Jabar menjadi sasaran empuk peredaran narkoba di Indonesia,” papar Yos yang juga kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.



PSK di Bogor juga sangat terkenal dengan kelembutan keramahan dan tarif tidak mahalnya. pengalaman cerita dari mulut ke mulut mengatakan bahwa cewek ABG bogor yang memang terlanjur menjadi PSK atau petualang seks, rela menyerahkan kehormatannya kepada lelaki hanya dengan beberapa puluhan ribu rupiah atau sebagai “cinta satu malam” saja yang didasari suka sama suka alias non-komersil. Kondisi itu masih tetap ada hingga kini walaupun pernah dilakukan razia besar PSK di bogor.

persoalan ini sangat mendorong keingintahuan (BPPKB) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana bogor soal gejala seks apa yang sesungguhnya terjadi di lingkup wilayah mereka. dan itu dapat ditelusuri melalui penelitian soal riwayat anak-anak Bogor. pada tahun 2009 menunjukkan 46,67 persen masih ada kekerasan seksual terhadap anak. “Kekerasan seksual terhadap anak masih banyak dialami anak-anak. Terutama anak dibawah sepuluh tahun masih sering mengalami kekerasan seksual. Pelakunya biasanya orang dewasa yang sering berada di dekat mereka,” kata ibu Sri Kabid Kesejateraan dan Perlindungan Anak BPPKB Kabupaten Bogor di ruangannya di kantor BPPKB, kompleks pemda Kabupaten Bogor, Cibinong.




Angka 46.67 persen ini diikuti oleh kekerasan secara fisik kepada anak sekitar 15,56 persen. 15,56 persen kekerasan psikis terhadap anak. 11,11 persen trafficking anak. 6,67 persen Penelantaran anak. Dan 4,44 persen anak yang mempunyai konflik dengan hukum.

jadi, bogor yang indah dengan keindahan alam dan kesejukan udaranya itu, selalu saja menjadi incaran para pekerja dan pengusaha jakarta untuk menghabiskan waktu weekend dengan indah. tapi sebagaimana diketahui, dampingilah terus pasangan anda selama menuju dan tiba di bogor nan permai, tanpa kecemasan dan aman itu. anda akan sering menyaksikan pasangan-pasangan yang mengendarai sepeda motor akan sangat mesranya berboncengan, berkonvoi bersama dari jakarta dan sekitarnya menuju Bogor, terutama puncak.




para wanita dari pasanganya saya ucapkan congratulations, karena itu lah cara terbaik untuk lebih mempererat cinta anda dengan pasangan, sekaligus meminimalisir “mata” pria agar tidak cenderung jelalatan melihat wajah cantik dan body asik mojang bogor. good luck!

Budaya Sebagai Rajutan Simbol

Tidak perlu disangsikan sumbangsih data blogger adalah bisa bermanfaat tiada duanya, setidaknya ke pribadi. Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, ini semua berangkat dari paradigma apa dalam mencermati sesuatu data dan fakta.




Disaat anda mengungkapkan opini, itu adalah data. Di saat anda mencoba memberi deskripsi sesuatu issue dengan gaya anda ini adalah data empiris mengenai: issue yang coba diketengahkan, sekaligus pesan culture yang sedang diusung oleh penulis. Gaya menulis itu sendiri dapat menguraikan sebuah kerangka culture komunitas. Disini kolaborasi antar disiplin ilmu: sociolog, psikolog, anthropolog, historiwan, philosop, menjadi akan sangat bermanfaat dalam menguraikan kembali kerangka culture sehingga diperoleh strategi budaya terbaik untuk menjalankan kepentingan yang dirumuskan, dibagi secara benar. Penarikan-penarikan hipotesis menjadi seberapa bermanfaat tergantung history disiplin ilmu apa sang penarik hipotesis berada.



Segala sesuatu seharusnya mempunyai kaidah akademis yang dilakukan secara sistematis dan terkerangka sehingga dapat menuju kepada kemaslahatan dimana consensus komunitas itu berada. Tidak ada judge akan menulis, ini adalah fakta, ini adalah simulasi atas irama psikologi tiap individu yang berada dalam konteks culture.



Setiap penulis tidak menanggung dosa apapun, senyatanya itu adanya. Itu yang patut ditelaah untuk kepentingan bersama sebagai bangsa sebagai Negara untuk menjadi apa? Kembali lagi, dan ini tidak bisa dielakkan, political will apa yang ingin diberlangsungkan. Kalau bukan political will, maka katakanlah, suatu group, hanya akan menjadi sempalan dalam kehidupan bernegara. Lagi-lagi akan menjadi concept dalam 1 tubuh bernegara. Dan secara alamiah itu memang selalu ada, lahirnya NGO merupakan keberagaman yang baik dan menunjukkan kondisi sehat.



Dalam concept democracy, demokrasi secara gamblang di jembreng dengan vote. Saya vote, anda juga vote, sama-sama punya hak dan sama-sama punya kewajiban. Kemenangan dalam persentase suara akan memainkan posisi dominant dalam political will. Dalam culture yang kekeluargaan dan kepatuhan dijunjung tinggi, proses bargaining menjadi begitu tingginya. Sehingga peleburan-peleburan kepentingan menjadi sebegitu mungkinnya.



Lagi-lagi, ini tidak apa-apa. Kembalikan kembali kepada hati nurani. Sejauh mana hati nurani bisa lebih mengundang kebajikan moral untuk bertahta dalam perjalan bargaining culture. Tidak salah, dan tidak munafik, kalau putra bangsa teriak-teriak, kembalikan moral kepada tempatnya dalam persada beraturan social. Itu tidak kuno, itu tidak dinilai anti klimax, tapi benar itu suatu kebutuhan.



Lalu muncul fenomena yang hampir ajeg bahwa, agama kini melulu di temani akrab dengan violence dan pengertian yang tidak menentu bahkan lari kesana-kemari dari pengertian apa agama itu seharusnya. Tiap diri adalah pelaku dan member dalam komunitas culture, sehingga tiap diri mempunyai peran dan pikirkan sendiri bentuk responsibility yang dimiliki dalam kedudukan anda selaku member dalam komunitas social.



Bagi saya sendiri, keadaan dilematis menjadi bebas nilai. Agama sebagai pranata social dalam upaya teoretis adalah perangkat untuk mengatur perilaku social yang sering juga menjadi kaidah norma atau nilai atau value.



Dalam pengembaraan ilmiahnya, agama secara simbolik dapat menceritakan kepada kita culture suatu komunitas. Clifford geertz misalnya, dalam penelitianya soal ceremony kematian, tentang kenduri, tentang wayang, bahkan tentang adu ayam, dapat menemui suatu definisi culture sebagai seperangkat symbol yang bekerja untuk menjadikan komunitas itu sebagai berbentuk rupa seperti apa. Symbol-simbol dalam komunitas pemiliknya menjadi seperangkat aturan dalam kesadaran mengenai cara berlaku lapah dalam kenyataan komunitas social. Symbol yang berada di tataran kognitif, otak manusia menjadi software system untuk mengaktivasi hardware komunitas sebagaimana dia dapat berjalan.



Begitu lah software dapat dimanipulasi oleh para programmer mampu upgrade, mampu manipulasi, mampu terinfeksi virus, dan programmer tingkat tinggi bisa mengobok-obok software system, sebut dia sebagai hacker.



Melalui software ini, pemahaman siapapun yang mengerti maksud simbolik Geertz akan tercerahkan soal gejala religi bentuknya seperti apa lalu ditenggarai memunculkan gelagat social seperti apa, tidak luput penyajian entertainment di bidang kepercayaan yang berupa wujud seperti apa di tanah air.



Sesuatu yang boleh dibilang rajutan symbol akan memudahkan pemerhati bahwa itu adalah culture. Religi, system kekerabatan, pekerjaan, adalah elemen penting untuk bisa dilihat sebagaimana symbol-simbol di dalamnya masing-masing saling merajut.

Beberapa Saran Ketika Membayar Pajak Sepeda Motor

Selain karena tidak punya alokasi dana untuk membayar pajak sepeda motor, kita seringkali malas membayar pajak karena telah terbiasa menikmati pelayanan yang diberikan oleh pihak pemberi kredit sepeda motor. Ketika masanya dihadapkan pada kondisi untuk dapat membayar pajak kendaraan, kita menjadi sungkan dan timbul was-was akan tindak pencaloan atau perbuatan nakal dari oknum-oknum petugas dari Dinas Perhubungan atau Kepolisian. Lalu kita sebagai warga negara tidak membayar pajak karena rasa enggan ini.




Berikut ini, saya akan membagi pengalaman ketika membayar pajak kendaraan sepeda motor:

1. Cek fisik. Yang dimaksud dengan cek fisik kendaraan bermotor adalah menyesuaikan nomor rangka dan nomor mesin yang ada pada kendaraan dengan yang tertera dalam BPKB dan STNK. Petugas cek fisik dari kantor samsat dibekali dengan seragam khusus yang sepintas terlihat seperti tukang bengkel motor. Tugas mereka adalah memeriksa nomor-nomor tersebut. Tugas kita selaku pemilik kendaraan saat ini adalah membuka topeng kendaraan yang menutupi nomor rangka kendaraan. Bila anda tidak membawa peralatan untuk membuka topeng body motor anda maka petugas cek fisik akan merekomendasikan anda untuk membukanya di bengkel terdekat yang berada di sekitar kantor samsat. Biayanya berkisar antara Rp 5,000.




Sebelum sampai ke tahap ini, anda akan diminta untuk menyerahkan foto kopi BPKB dan foto kopi STNK serta KTP asli sesuai nama yang ada di dalam BPKB dan STNK. Bila anda terlupa, di dalam kompleks kantor samsat pun biasanya menyediakan layanan foto kopi berkas-berkas ini dgn harga Rp 1,000. Berkas-berkas ini kelak akan anda serahkan ke petugas yang berada di loket cek fisik. Berkas yang diserahkan antara lain: a. foto kopi BPKB, b. foto kopi STNK berikut aslinya, c. KTP asli. BPKB asli harus tetap anda pegang. Setelah itu silahkan menunggu panggilan dari loket cek fisik untuk anda bersama petugas melakukan cek nomor fisik motor anda tadi.

Setelah petugas mekanis memperoleh hasil cek fisik, hasilnya akan kembali dibawa ke loket cek fisik untuk pencocokan, dan anda pun diminta untuk menunggu panggilan dengan nama pemilik BPKB. Ketika nama BPKB anda disebut maka anda diminta untuk masuk ke dalam loket dan dimintai uang sebesar Rp 30,000 untuk ditukar dengan hasil cek fisik dan seluruh berkas yang tadi telah anda berikan. Kini anda telah memegang formulir pengajuan pembayaran pajak.




2. Mengisi formulir. Ini adalah bagian anda harus bersiap-siap antara membayar sendiri atau melalui perantara. Ketika formulir anda belum terisi, maka anda akan ditolak oleh loket pembayaran pajak dan perpanjangan STNK. Ketika belum mengisi formulir, anda akan diminta untuk kembali ke meja informasi yang disana telah menunggu petugas polisi dan petugas dari Dinas Perhubungan. Anda akan diberi pertanyaan seperti ini:



“Apakah saudara ingin dibantu atau melakukan sendiri?”

Pilihan untuk dibantu adalah pilihan seolah memanjakan dan sangat menyenangkan didengar. Tapi jangan salah, bila pilihan dibantu anda ambil itu artinya, anda telah memberikan peluang kepada praktik percaloan yang dilakukan oleh para petugas yang berada di meja informasi. Anda tidak melakukan apapun cukup membayar sejumlah yang mereka sebutkan dan tinggal menunggu hasil dengan menunggu telepon dari mereka. Nominal yang mereka sebutkan pun relatif.




Pilihan untuk tidak dibantu adalah pilihan bahwa anda akan melakukan pengisian formulir dan pembayaran sendiri tanpa dibantu sama sekali oleh para petugas di meja informasi. Dan sebenarnya pengisian formulir itupun tidaklah sulit hanya berkisar pada apa yang telah tertera di dalam BPKB dan STNK, ditambah beberapa informasi dari KTP.

Bagi mereka yang telah terbiasa melakukan proses ini sendiri maka sebelum menuju loket pembayaran pajak, mereka akan langsung menuju ke tempat Pengisian Formulir yang sebenarnya memang telah disediakan. Tinggal lagi bagi mereka yang masih baru pertama kali akan mencari-cari dulu tempat yang sebenarnya berada di tempat yang sangat mudah terlihat. Mungkin karena ada pepatah: malu bertanya sesat dijalan, kita jadi terbiasa untuk minta bantuan dan dipapah. Kuncinya hanya 1 yaitu bacalah berbagai petunjuk-petunjuk yang tertulis di tiap-tiap tempat.




3. Pembayaran tagihan pajak. Sesuai nominal yang ada di dalam bukti pembayaran maka sejumlah itulah yang harus anda bayarkan. Setelah menyerahkan formulir yang telah benar terisi ke loket perpanjangan, anda akan diminta untuk menunggu di ruang tunggu yang cukup baik dengan fasilitas memadai. Ruangan ber AC dan disediakan pula televisi sebagai pengisi waktu sampai nama BPKB anda dipanggil. Untuk pembayaran pajak secara normal biasanya anda akan menyerahkan formulir dan berkas-berkas ke loket perpanjangan. Dan ketika nama dipanggil anda akan menuju loket kasir untuk pembayaran. Pelayanan di bagian loket ini sangat baik dan tidak ada diskriminasi antara anda pembayar langsung atau melalui perantara.

Praktik percaloan pun dapat anda temui ketika anda memarkirkan kendaraan. Di tempat parkir ini lah biasanya para calo menawarkan jasa mereka. Kembali ke masalah apakah anda hendak “dibantu” atau tidak itu relatif mempunyai selisih harga bila dibandingkan mengurus sendiri antara Rp50,000 s/d Rp200,000 tergantung dari kepiawaian calo.




Tapi anda tidak usah khawatir karena calo tidak dapat memaksa bila anda sudah mengatakan “tidak” dan hendak melakukan pembayaran pajak sendiri. Kesadaran para pembayar pajak yang semakin meningkat dan kontrol dari masyarakat belakangan ini cenderung menuju ke arah yang positif untuk melindungi para pembayar pajak dan semakin membatasi ruang gerak para calo.



Harus tetap dicatat, tiap wilayah dan daerah kantor samsat mempunyai jumlah tagihan yang agak berbeda. Hal ini juga meliputi praktek percaloan yang pastinya juga berbeda. Pengalaman dan foto-foto ini diperoleh pada 24 agustus 2010 di kantor bersama Samsat Cikarang Bekasi.

Tips Memegang Hati Sendiri: Curhat adalah Peradaban

itu adalah perilaku salah. ya, aku tahu. ini adalah perilaku tidak terpuji. sebelum kau katakan itu, aku lah yang lebih dulu tahu, karena sebelum melakukannya aku sudah punya niat, dan didalam niat itu aku telah “menilai” bahwa itu salah. (note: kasus luar biasa seperti amarah yang sangat besar, kesulitan ekonomi, kegagalan cinta, terlibat skandal korupsi, skandal video seks, akan menjadikan anda tidak mampu menilai niat anda)


seringkali kutahan dan menahan diri agar tetap under control dan tidak melakukan sesuatu perbuatan yang akan menghasilkan suatu akibat buruk bagi diriku dan juga bagi sesama. tapi tahukah anda, hati yang menahan tetaplah sebuah hati. tetaplah suatu perangkat tubuh yang didalamnya terkandung ajakan atau penolakan akan suatu nilai yang boleh atau yang tidak boleh. dia tetaplah “sesuatu” yang mempunyai kelemahan, punya kapasitas, dan punya masa atau waktu untuk menjadi penolak kejahatan atau menuruti bahkan membenarkan sesuatu perbuatan yang awalnya dianggapnya salah.

anda berjuang dan berjuang sendiri untuk terus mengalahkan ajakan untuk tidak mengikuti nilai yang dibenarkan oleh hati. sendiri dalam kesadaran bahwa ada minta perhatian atas diri anda sendiri.

hey, attention please! itu yang anda katakan kepada anda sendiri. terjadilah perenungan diri. kajian diri. pemaknaan anda sebagai diri. lalu anda bertanya, sebenarnya diri ini apa, siapa dan mengapa?


***

atur nafas anda…. jangan dulu dibaca tulisan saya berikutnya dalam hitungan 10 menurut irama versi anda. (jadi kalau anda berirama rap anda membutuhkan hanya 1/4 dari hitungan irama dari orang yang punya versi melayu dalam ketukan 4/4) mulai………


****


sudah??? kalau begitu lanjut…

anda adalah diri sendiri yang punya kekuatan minimal atas hati anda sendiri. tapi ketika anda curhat atau curcol juga boleh, berarti anda telah mempunyai hati yang kuat.

Simbol makna terbalik:

katakan pada rekan atau sahabat anda, for example:

“aku adalah orang terbodoh di dunia. aku telah teledor menghamili si Nia di luar nikah. aku salah. aku berdosa, aku tak pantas hidup….” katakan ini dengan sungguh-sungguh. katakan ini dengan niat memang diri ini bersalah, diri ini layak mendapat hukuman, lebih baik aku mati daripada membuat malu keluarga.”

maka rekan atau sahabat anda, akan berkata:

“sudahlah friend. di dunia ini tidak ada yang sempurna. bertobatlah my bro, mohon ampun pada Tuhan mu, mohon maaf kepada orang tuamu dan orang tua wanita itu. kamu saat itu pasti khilaf, terbakar gelora nafsu binatang dan dibisiki setan. sudahlah…. terus jalani hidupmu dan tebuslah kesalahan, serta bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi.


***

bagaimana dengan ilustrasi di atas?? sekarang hati anda telah mempunyai kekuatan kan. jadi, ada 2 langkah bagi anda untuk memegang hati anda sendiri. pertama diam dalam renungan yang non tekanan dengan hasil minimal, tetap anda butuh orang lain untuk mendapatkan hasil maksimal.


ilustrasi ini adalah sebuah nilai dari cara atau prosedur tak tertulis dalam bermasyarakat untuk kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial kontemporer.

tapi ini adalah nilai dan prosedur informal yang logis bagi jaman kita sekarang. coba anda lihat masa dimana pembangunan gedung-gedung sebesar pyramid, borobudur, atau jaman batu besar yang konon adalah pencapaian teknologi besar dalam peradaban manusia. hingga awal abad ke-20 ternyata masih ada orang yang menyimpan misteri dari ilmu peradaban kuno, namun sayang ia tidak meninggalkan ilmu itu. dia membawa mati ilmunya tanpa pernah curhat kpd siapapun pd awal abad ke-20 ini. adakah manusia curhat atau curcol dikatakan logis, adakah manusia sebagai mahluk sosial itu fakta ilmiah pada masa itu?

saya juga tidak tahu makanya saya tanya?? hehehe…..

Hatiku Pecah Tapi Tersusun Kembali

8:43 pm di sudut sebuah cafe,


Aku pernah patah hati karena kamu, tapi hatiku kini tersusun kembali setelah kulihat ada itikad baikmu untuk memperbaiki cinta kita itu, sini sayang peluk aku…..

Ia aku tahu tiap insan pasti pernah berbuat khilaf kemudian setelah itu ia menyadari dan ingin memperbaikinya, demikian juga dengan kita sayang. Tiada yang sempurna..

Aku memaafkan kamu setulus hati dan kamu tidak harus selalu canggung bila berada dihadapan aku. Jangan begitu ya sayang, karena bener koq, aku sudah memaafkan kamu…

Kamu tak perlu selalu merasa bersalah, bila diriku saja sudah memaafkan kamu, lalu kenapa kamu tidak mencoba untuk memaafkan diri kamu sendiri? Akan sulit bagi kamu bila demikian, dan karena aku mencintai kamu, itu juga akan membuat diriku kesulitan berhadapan dengan kamu.

Bersikap normal sajalah say, siapa sih di dunia ini yang lebih memahami kamu selain aku, ia kan? Iya aja deh…

9:17 am di sebuah customer service airplanes biro,


Selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu?

Ia mbak terimakasih, saya mau ke Jogja besok, tolong carikan harga termurah..

Baik ibu, mohon ditunggu sebentar ya….

Untuk ke Jogja besok, ini kebetulan ada di harga 377 ribu ibu, penerbangan sore hari..

Kalau yang siang hari berapa ya mbak?

Untuk esok hari ada di jam 11:45 ibu tapi saat ini sudah ada di posisi harga 539 ribu ibu…

Oke mbak, saya booking untuk yang siang saja ya…

Baik, saya minta nama lengkap sesuai kartu identitas dan nomor hape yang bisa dihubungi ya bu…

05:37 pm di sisi jalan,

Sayang kamu sudah sampai dimana?

Ooh.. ia deh aku tunggu ya, tapi jangan terlalu lama donk, aku udah kepanasan nih. Tapi jangan ngebut juga sih, titi dije ya say…

Pedagang asongan datang,

Tidak terimakasih bang, saya tidak haus, tapi kalau tissue boleh deh bang.

Berapa satunya? Makasih….

Pengamen,

Saat aku jalan berdua denganmu

Malam minggu yang sangat kelabu

Aku tak bisa berikan kamu ini itu yang kamu mau…

bukan aku tak ingin bahagiakanmu

bukan aku tak ingin memanjakanmu

tetapi kuharus jujur padamu DIKANTONG TINGGAL SERIBU…. (Goliath lyric song, title “tinggal 1000″)

Siapa Juga yang Mau Foto Kamu. iih... ke ge eran

Padahal dia adalah seorang gadis belia. Wajahnya tidak jelek, manis untuk penilaian standar hormone pria ku. Rambutnya memang agak awut-awutan karena tadi ketika aku memanggilnya untuk minta dilayani makan lontong sayur kudengar, dari balik terpal di depan sebuah ruko kosong, suaranya sedang bersenda gurau dengan seorang anak kecil laki-laki.

Sudah 10:53 pm wajah manisnya tampak santai melayani pembeli. Tidak terlihat raut muka was-was akan tindak criminal yang mungkin bisa menimpa dirinya di persimpangan sebuah jalan raya besar. Bila malam menjelang persimpangan jalan raya itu akan berubah menjadi street market karena separuh dari ruas jalan akan menjadi lapak para pedagang berbagai barang hingga pagi subuh.

Sumpah, dia tidak terlihat canggung. Santai saja. Tetap memberi senyum manis, tetap dengan tutur kata lembut. Padahal lihatlah tamunya. Ada lelaki berjaket kulit warna hitam dengan wajah besi, senyumnya pun menyerupai seringai… waduh, seandainya aku jadi gadis belia penjual lontong pinggir jalan itu pasti dalam benakku: “gimana kalau aku diperkosa”. Tapi sukurlah, setelah sepiring lontong ditambah kriuk-kriuk kerupuk amblas ke perutnya, lelaki itu dengan sopan menyodorkan selembar puluhan ribu lalu ngeloyor pergi dengan puas karena raut wajah laparnya kini berganti dengan mimik wajah kenyang dan nikmat. Batinku juga bersukur karena gadis ini tidak ada yang memperkosa…loooh..

Ramai…. Ia, karena ramai ini lah gadis tadi tidak merasa takut. Para pedagang di street market ini sudah menjalani profesi pedagang malam sejak beberapa tahun lalu. Masing-masing pedagang sudah saling mengenal setidaknya untuk rekan sesama pedagang terdekat. Mereka saling bantu dan saling menjaga. Tidak saling hujat karena, terlebih untuk rasa keamanan, satu pedagang akan mengamankan pedagang lainnya dalam situasi yang tidak diinginkan, walaupun mudah-mudahan hal itu tak akan menimpa mereka.

Preman pasar yang rutin meminta uang keamanan?

Tidak, tidak apa-apa. Mereka baik koq, karena mereka juga sudah menjadi satu dengan komunitas street market. Kalau saya bilang nanti bayar iuran rutinnya, ya berarti nanti, karena mereka juga tahu bahwa karena pembeli lah mereka dapat membagi keuntungan untuk para pemungut iuran harian. Setelah membayar iuran setidaknya tidak akan ada gangguan dari orang-orang setempat yang kerjanya cuma teler dan kadang iseng jahil, nongkrong nyanyi-nyanyi dengan gitar di sudut pasar yang terlihat remang. Tapi juga mereka bukan orang pertama yang akan datang membantu bila tiba-tiba salah satu anggota komunitas street market mengalami hal yang tidak diinginkan saat ada muncul gangguan dari orang luar daerah setempat yang berniat jahat. Tetap saja sesama pedagang terutama yang terdekat lah akan membantu.

Intinya tidak sombong, saling membantu dan saling menyapa dalam keadaan yang memungkinkan. Cukup begitu saja… perasaan senasib adalah ikatan sentimen emosi terkuat dalam street market ini.

Kukeluarkan hape untuk shoot picture. Oops, she knew that I want to take her pict… padahal tidak juga sih, maksudku kalaupun aku menggambil gambarnya toh dia hanyalah salah satu dari ratusan event yang mungkin terjadi dalam street market malam itu. So, kenapa sih kamu? Gak photogenic ya, candaku dalam batin menggoda.

“Gak juga tuh”, jawabnya tanpa bicara. Lalu iapun mengeluarkan hape slim dari saku celananya. Dan ia pun berlalu, membiarkan aku sendiri yang hanya berhasil mengambil sekilas dari picture dirinya, sambil utak atik hape miliknya.

“huh… gak mau kalah” ledek ku dalam hati.

“Jadi sama-sama pegang hape nih ceritanya. Emang gak sibuk? Kamu kan lagi dagang”

“biarin aja” jawabnya tanpa suara namun senyum manisnya ke arahku setidaknya bicara seperti itu.

“nomer hape kamu berapa?” loh… tak sengaja terlontar kata itu dari mulutku yang masih beraroma sayur lontong yang barusan kumakan.

Dia menganga… lalu menjawab:

“untuk apa bang?”

“ya kali aja, sewaktu-waktu saya pengen makan lontong karena laper kan tinggal nge bel kamu. Begitu saya sampai disini sudah tersaji dan siap makan. Jadi saya gak perlu lama-lama menunggu antrian lagi kan?” jawabku spontan agak kikuk tapi pede aja lah…

“Owh begitu. 08574137xxxx …”

“yess…”