Sunday 25 May 2014

Niat Puasa Ramadhan yang Benar




Puasa sebentar lagi, berbagai persiapan dilakukan muslimin dan muslimat dalam menyambutnya. Kegembiraan ketika menghadapi bulan Ramadhan bukanlah suatu yang sia-sia belaka. Terkandung hikmah mendalam di dalam suka cita tersebut sampai-sampai ada keistimewaan bagi seorang muslim yang bergembira saat menghadapi puasa di bulan suci ini. Keistimewaan tersebut adalah diharamkan baginya api neraka untuk menyentuh tubuhnya pada hari kiamat kelak. Amazing....

Mengapa kita perlu beribadah dalam hal ini puasa? Karena kita sebagai manusia ingin hidup bahagia. Untuk di dunia saja kita harus bekerja keras utk mencukupi hidup, apalagi untuk kehidupan nanti di akhirat, kita juga harus mengusahakannya mulai dari sekarang.


4 golongan manusia yang dirindukan oleh surga:
1.       Mereka yang suka membaca Al Qur’an
2.       Mereka yang menahan lidahnya dari membicarakan aib dan keburukan orang lain
3.       Mereka yang memberi makanan kepada sesama manusia yang sedang kelaparan
4.       Mereka yang berpuasa pada bulan ramadhan



Demikian juga dengan majelis pengajian yang turut menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi ini dengan suka cita melalui penjabaran hal-hal fiqh soal ibadah penempa fisik dan spiritual tersebut.



Menerangkan berulang-ulang soal aturan membaca niat berpuasa. Tidak seperti niat berbahasa arab biasanya kita dengar, aa' justeru mengetengahkan kaidah idhofat kata romadhon bertemu kata hadihisanati akan menjadi kasroh bukan fatah sehingga berbunyi romadhoni bukan romadhona.



“nawaitu saumagodhin an ada’i fardhus sahri romadhoni hadihisanati lillahita’ala”

Berulang kali aa' mengkritik terhadap ulama-ulama yang tidak terlalu mengindahkan lafaz niat ini dengan benar kepada khalayak muslimin. Membaca romadhona dalam niat puasa ramadhan jelas salah secara kaidah bahasa. Mungkin ada yang mengatakan bahwa niat itu adalah persoalan hati kepada sang khalik, itu sangat benar bahwa ketulusan dan kesungguhan niat adalah nilai sangat tinggi dalam melakukan niat, tapi bungkus hati tersebut juga harus benar dan baik. Intinya, perlu kesempurnaan dalam lafaz dan hati pada niat berpuasa, hendaknya tidak mengesampingkan salah satu persoalan di antara persoalan lainnya.

Aa juga menerangkan soal syarat dan rukun puasa.

Pertama-tama, hal-hal apa saja yang dapat membatalkan puasa:
1.       Mabuk yang terjadi sejak pagi hingga maghrib. Bila mabuk hanya sebentar tidak membatalkan puasa.
2.       Muntah yang disengaja bila tidak sengaja muntah tidak membatalkan puasa.
3.       Memasukkan sesuatu zat atau benda ke dalam lubang tubuh yaitu lubang mulut, lubang hidung, lubang mata, lubang telinga, lubang qubul, lubang dubur, dan lubang pusar. Bila memasukkan benda atau zat selain dari lubang2 tsb maka tidak akan membatalkan puasa seseorang seperti disuntik untuk pengobatan.
4.       Pingsan yang terjadi sejak pagi hingga maghrib. Sama seperti mabuk pada poin 1. Bila pingsan sebentar tidak membatalkan puasa.
5.       Gila atau hilang akal walaupun hanya sebentar.
6.       Murtad atau keluar dari agama Islam.
7.       Bersetubuh dengan isteri, termasuk keluar mani dengan disengaja walaupun tidak melalui persetubuhan suami isteri.

Catatan pengajian 25 Mei 2014